BOLMUT, Timenusantara – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) melaksanakan simulasi pemungutan dan penghitungan surat suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024.
Dalam simulasi yang dilaksanakan pada Sabtu, 13 Desember 2023 di Hotel Boroko tersebut, beberapa kejadian yang dimungkinkan terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Misalnya, terjadi kesalahan teknis mulai dari pemberian surat suara sampai pada pencoblosan.
“Hal itu dilakukan agar saat di TPS nanti, kita sudah bisa mengantisipasi dan mencegah segala kemungkinan kendala yang akan terjadi di lapangan,” kata Ketua Divisi Teknis dan Penyelenggaraan Nur Apri Ramadan L. Usman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada simulasi tersebut, dilakukan penghitungan perolehan surat suara seperti yang akan dilaksanakan KPPS pada 14 Februari 2024 nanti.
Kemudian dilanjutkan dengan penggunaan aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (sirekap) saat proses penghitungan dan rekapitulasi surat suara Pemilu 2024 yang dilaksanakan KPPS dalam menginput data.
Di lokasi TPS, disediakan empat bilik dan empat kotak suara. Tak hanya itu, dalam simulasi juga terdapat Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS setempat dan Daftar Calon Tetap (DCT) Pemilu 2024.
Selain itu, terdapat tujuh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang diperankan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Kemudian, saksi-saksi yang diperankan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS).
“Jadi, simulasi ini merupakan tindak lanjut dari Bimtek yang diberikan kepada PPS. Kalau kemarin hanya disampaikan dalam bentuk teori, nah sekarang prakteknya,” ucap Apri Ramadan Usman.
Sebelum pemungutan suara dimulai, petugas KPPS dan saksi menggelar rapat pembukaan TPS. Rapat dibuka dengan pengambilan sumpah petugas KPPS yang disaksikan saksi dan pemilih yang telah hadir.
Petugas KPPS membuka satu per satu kotak suara yang sebelumnya masih tersegel. Satu kotak suara mewakili pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, DPD, DPR RI, DPRD Provinsi dan Kabupaten.
Petugas kemudian mengeluarkan sejumlah surat suara dari setiap kotak suara, lalu dihitung. Jumlahnya mengacu kepada jumlah DPT, ditambah dua persen surat suara cadangan.
Kemudian, Petugas KPPS menjelaskan teknis pemungutan suara, jenis surat suara, hingga hal-hal yang dilarang dilakukan saat pemungutan suara.
Simulasi kemudian berlanjut ke pencoblosan, dimana petugas KPPS memanggil satu per satu nama pemilih. Selesai mencoblos, pemilih diarahkan menuju kotak suara dan mencelupkan jarinya ke tinta berwarna ungu.
Apri Ramadan Usman berharap kegiatan simulasi ini memberikan pemahaman kepada PPS yang akan menjadi mitra kerja KPPS, terutama pada hari pemungutan suara nanti.
“Kami berharap, apa yang didapatkan hari ini bisa menjadi pedoman agar tidak terjadi kekeliruan saat pelaksanaan teknis di lapangan pada 14 Februari 2024 nanti,” pungkas Apri Ramadan Usman.
(Fadlan Ibunu)
ย