BOLMUT, TimeNUSANTARA – Di balik semangat para santri yang mengikuti Ujian Akhir Perguruan (UAP) Madrasah Diniyah Awaliyah (Madin) Alkhairaat, tersimpan harapan besar dari lembaga-lembaga pendidikan keagamaan yang tersebar di berbagai penjuru Bolaang Mongondow Utara (Boltara). Harapan itu disuarakan secara tegas dan penuh ketulusan oleh Anggota DPRD Bolaang Mongondow Utara dari partai PKB Donal Lamunte.
Dalam peninjauan pelaksanaan UAP yang diikuti 15 Madin Alkhairaat di Desa Bohabak II Kecamatan Bolangitang Timur Sabtu (24/5/2025), Donal menyampaikan bahwa lembaga-lembaga pendidikan Madin ini adalah fondasi akhlak dan moral generasi muda. Namun sayangnya, banyak di antaranya masih berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dari segi fasilitas, anggaran, hingga kesejahteraan guru-guru agama yang mengabdikan diri dengan penuh keikhlasan.
“Madrasah Diniyah Awaliyah Alkhairaat merupakan tonggak awal pendidikan keagamaan di usia dini, dan sudah berdiri sejak lama, tentu harapan kedepan para pengambil kebijakan di daerah ini lebih memperhatikan nasip mereka, baik dari segi anggaran, pembangunan gedung madrasah, terutama kesejahteraan para ustat dan ustazah yang mengajar dengan penuh keiklasan.” ungkap Donal.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia juga menegaskan pentingnya peran pemerintah daerah dalam menjadikan pendidikan Madrasa Alkhairaat sebagai bagian dari kebijakan strategis pembangunan daerah. Donal mengingatkan, keberadaan Madin bukan sekedar pelengkap pendidikan formal, melainkan penjaga moral dan identitas keagamaan masyarakat Boltara.
“Saya berharap agar Pemda Boltara turut memikirkan masa depan pendidikan Alkhairaat di Boltara. Dari pembangunan gedung yang representatif, dana operasional yang memadai, hingga insentif bagi para ustaz dan ustazah yang selama ini bekerja dalam diam dan pengabdian,” tambahnya.
Sementara itu Ketua Komda Alkhairaat Boltara, Hamblan Pohontu, turut menyampaikan bahwa Madin Alkhairaat merupakan warisan Guru Tua yang telah lama menjadi penjaga nilai Islam di tanah Boltara.
“Madin bukan sekedar sekolah agama. Ia adalah simbol perjuangan, pondasi moral, dan benteng akhlak. Menjaga Alkhairaat berarti menjaga masa depan Boltara,” tegas Hamblan.
Kegiatan UAP kali ini menjadi cerminan bahwa meskipun dalam keterbatasan, semangat pendidikan Alkhairaat tetap menyala. 77 santri dari seluruh penjuru Bolmut hadir sebagai bukti nyata bahwa Alkhairaat masih hidup meski dalam kondisi sederhana.
Turut hadir dalam kegiatan ini para pemangku kepentingan, termasuk Camat Bolangitang Timur Yahya Botutihe, Kepala KUA Bambang Suronoto, Ketua MUI Ishak Tongka, para sangadi dari sejumlah desa, serta pimpinan pondok pesantren dari wilayah Bintauna hingga Bohabak.
Momen ini menjadi pengingat bersama bahwa pendidikan Alkhairaat tidak boleh dipandang sebelah mata. Justru di sanalah pondasi moral masyarakat Boltara diletakkan. Kini saatnya semua pihak terutama pemerintah daerah menjawab suara dari madrasah Alkhairaat dengan kebijakan yang berpihak, dukungan yang nyata, dan komitmen yang berkelanjutan.
[Fadlan Ibunu]








