JAKARTA, TimeNUSANTARA — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memperkuat peran Sulawesi Utara sebagai pusat hilirisasi dan ekspor perikanan di kawasan timur Indonesia. Sepanjang 2024, nilai ekspor perikanan Sulut mencapai USD 172,5 juta dengan volume 27,7 juta kg.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Tornanda Syaifullah, menyebut komoditas Tuna, Cakalang, dan Tongkol (TCT) mendominasi ekspor dengan kontribusi 95% atau senilai USD 165 juta. Produk diekspor dalam bentuk olahan seperti loin, fillet, dan beku siap saji, mencerminkan keberhasilan hilirisasi.
Pasar utama ekspor Sulut antara lain Amerika Serikat (USD 54,8 juta), Timur Tengah (USD 38 juta), Jepang (USD 25,1 juta), dan ASEAN (USD 17 juta). Selain mendorong ekspor, hilirisasi juga diarahkan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan program makan bergizi gratis.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
KKP menekankan pentingnya penguatan rantai dingin, dari kapal hingga ekspor, guna menjaga mutu dan daya saing produk. Sulut saat ini memiliki 68 unit pengolahan ikan (UPI) skala menengah-besar, mayoritas di Kota Bitung.
Upaya lainnya termasuk revitalisasi sistem rantai dingin, pengembangan cold storage, promosi pasar, pendampingan usaha, dan kemitraan dengan koperasi nelayan serta UMKM.
“KKP berkomitmen memperkuat ekosistem hilirisasi agar sektor perikanan menjadi pilar pembangunan nasional,” ujar Tornanda.
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono sebelumnya menekankan pentingnya penerapan ekonomi biru guna meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar global.








