BOLMUT, TimeNUSANTARA – “Om Dul, tolong lihat sawah kami!” Kalimat lugas itu dilontarkan warga Desa Buko Selatan, Kecamatan Pinogaluman, saat bertemu Ketua Komisi III DPRD Bolmut, Gusti Abdul Zamad Lauma, S.Ip, pada momentum Hari Pendidikan Nasional di Desa Busato, Jumat (2/5/2025) kemarin.
Keluhan itu bukan tanpa alasan. Sejak Desember 2024, saluran irigasi di titik BB7 Desa Buko Selatan tersumbat akibat longsor. Tanah dan lumpur menimbun jalur air utama yang selama ini menjadi tumpuan hidup para petani. Dampaknya, aliran air menuju area persawahan warga berhenti total.
Juru pengairan wilayah irigasi Buko–Tuntung di bawah naungan Dinas PU Provinsi Sulawesi Utara Bidang Sumber Daya Air (SDA), Risno Blongkod, mengatakan bahwa ia telah berupaya melakukan koordinasi sejak awal kejadian.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya langsung turun begitu mendapat kabar. Koordinasi dari desa, kecamatan, sampai ke Dinas PU Provinsi Sulut sudah saya tempuh. Tapi penanganannya baru sebatas peninjauan, pada Selasa 29 April 2025 lalu,” terang Risno.
Karena proses penanganan dirasa lamban, warga bersama Risno nekat menyampaikan langsung keluhan kepada legislator yang dikenal responsif, Gusti Abdul Zamad Lauma atau yang akrab disapa “Om Dul”.
“Saat tahu beliau ada di Desa Busato untuk Hardiknas, saya bersama warga langsung temui beliau. Kami sampaikan kondisi kami, dan Om Dul langsung ajak: ‘Marijo torang tinjau sekarang!,”ungkap Risno.
Setibanya di lokasi, Ketua Komisi III DPRD Bolmut itu langsung melihat kondisi saluran irigasi yang tertimbun. Tanpa banyak basa-basi, ia menyatakan bahwa masalah ini harus segera ditangani secara serius oleh pemerintah daerah maupun provinsi.
“Air ini bukan sekadar mengalir ke sawah. Ini adalah urat nadi pertanian. Kalau irigasi tersumbat, petani tidak bisa menanam. Kalau petani tak menanam, lumbung pangan terganggu. Dan ini menyangkut perut rakyat, bukan main-main,” tegas Om Dul dengan suara lantang.
Sebagai Sekretaris DPC PDI Perjuangan Bolmut, ia juga menegaskan akan membawa masalah ini ke rapat-rapat pembahasan dewan dan merekomendasikannya kepada pemerintah provinsi.
“Saya pastikan ini akan dibahas di DPRD. Pemda dan Pemprov harus bersinergi. Jangan sampai karena ini desa jauh dari ibu kota kabupaten, lantas dianaktirikan. Bolmut ini bagian dari Sulut dan rakyat di sini punya hak yang sama untuk diperjuangkan oleh Pemerintah Provinsi,” tambahnya.
Peninjauan tersebut turut dihadiri oleh Kepala Seksi Trantib Kecamatan Pinogaluman Ismail Hasan, serta perwakilan warga, Eman Silama, Tu’u Toana, Erwin Lajulu, dan Hasan Lasimpala. Semuanya berharap agar tindakan nyata segera dilakukan demi menyelamatkan musim tanam mendatang.
Masyarakat Desa Buko Selatan saat ini berada dalam situasi penuh harap. Mereka menggantungkan nasib tanam padi tahun ini pada keputusan cepat pemerintah.
“Kalau air tidak mengalir, sawah kami jadi tanah kering. Kami ini bukan minta bantuan uang, tapi cuma minta air agar bisa menanam,” ungkap Eman Silama, petani setempat.
Dengan langkah cepat dari wakil rakyat Gusti Abdul Zamad Lauma, warga berharap masalah ini tak berakhir hanya dalam laporan. “Kami percaya Om Dul bisa bantu. Tapi tolong, sampaikan ke atas, kami butuh tindakan cepat, bukan janji,” tambahnya.
Penulis: Fadlan Ibunu








