BOLTARA, TimeNUSANTARA — Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memberikan bantuan sapi kurban kepada Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Boltara). Bantuan ini menjadi kado istimewa menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H.
Sapi kurban yang dikirim bukan sembarang hewan. Presiden Prabowo menyerahkan seekor sapi jenis Limosin berbobot fantastis 800 kilogram, menandai perhatian khusus pemerintah pusat terhadap daerah-daerah di pelosok Tanah Air, termasuk Boltara.
Sapi kurban tersebut langsung dijemput oleh jajaran Pemerintah Kabupaten Boltara yang dipimpin oleh Bupati Sirajudin Lasena dan Wakil Bupati Mohammad Aditya Pontoh, serta sejumlah perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam wawancaranya usai penyerahan, Bupati Sirajudin Lasena menyampaikan rasa syukur dan apresiasi yang tinggi.
“Kami atas nama Pemerintah Kabupaten dan seluruh masyarakat Boltara menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto. Ini bukan sekadar bantuan, tapi bentuk nyata perhatian dan kepedulian terhadap masyarakat kami di daerah,” ungkap Sirajudin.
Ia menambahkan bahwa bantuan ini akan sangat berarti bagi masyarakat Boltara dalam menyambut hari besar keagamaan Idul Adha.
Senada dengan itu, Wakil Bupati Mohammad Aditya Pontoh juga menyampaikan rasa terima kasih dan kebanggaannya.
“Ini adalah bukti bahwa Boltara mendapat tempat di hati Presiden. Semoga bantuan ini membawa berkah dan menjadi pemersatu semangat kebersamaan kita dalam merayakan Idul Adha,” ujar Aditya.
Informasi yang dirangkum media ini, sapi kurban tersebut rencananya akan diserahkan kepada Badan Ta’mirul Masjid Agung Baiturrahman Boroko setelah pelaksanaan salat Idul Adha pada (6/6/2025) esok.
Momen ini menjadi tonggak sejarah bagi Boltara, karena baru di masa kepemimpinan Bupati Sirajudin Lasena dan Wakil Bupati Aditya Pontoh, Presiden RI secara langsung mengirimkan bantuan hewan kurban ke daerah ini. Sebuah bentuk perhatian yang jarang terjadi, dan tentu saja sangat diapresiasi oleh masyarakat.
Penulis: Fadlan Ibunu








