Oleh: Donal Lamunte
”Untuk menghancurkan sebuah bangsa dan negara, cukup hapus ingatan sejarah bangsanya dari generasi muda.”
Ungkapan di atas bukan tanpa alasan. Di tengah arus perkembangan zaman yang semakin pesat, kecenderungan generasi muda untuk bersikap acuh tak acuh terhadap warisan sejarah dan budaya bangsa menjadi kekhawatiran yang nyata. Kini, banyak generasi muda yang tidak lagi mengenal tokoh-tokoh penting dalam sejarah nasional, enggan mengunjungi situs-situs bersejarah, dan semakin jauh dari nilai-nilai luhur budaya yang diwariskan oleh para pendahulu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Beberapa faktor penyebabnya antara lain adalah kurangnya pendidikan sejarah yang menarik dan relevan di sekolah, serta dominasi budaya populer dan digital yang lebih memikat perhatian generasi muda daripada pelajaran sejarah. Untuk itu, perlu dilakukan upaya kreatif dan kontekstual dalam menumbuhkan kembali kepedulian terhadap sejarah, seperti penggunaan teknologi digital, pengemasan ulang narasi sejarah secara menarik, serta pelibatan langsung generasi muda dalam pelestarian budaya.
Berangkat dari kegelisahan ini, bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ke-18, saya ingin mengusulkan sebuah gagasan penting kepada kita semua pemerintah eksekutif, legislatif, para pelaku sejarah, dan seluruh stakeholder: sudah saatnya Bolmut memiliki “Museum Mini Pemekaran Daerah.”
Pembangunan museum mini ini adalah langkah strategis yang tidak hanya berfungsi sebagai penyimpan artefak, tetapi juga sebagai ruang edukasi dan refleksi. Pemekaran wilayah bukanlah sekadar peristiwa administratif, melainkan hasil dari perjuangan panjang masyarakat dan tokoh-tokoh lokal demi terciptanya pemerataan pembangunan, keadilan sosial, serta kemandirian daerah. Sayangnya, kisah perjuangan ini sering kali hanya tersimpan dalam ingatan segelintir orang dan perlahan menghilang tanpa dokumentasi yang baik.
Museum mini ini nantinya dapat menjadi ruang hidup yang menyuguhkan narasi sejarah secara menarik melalui foto, arsip, testimoni, hingga media digital. Tidak hanya sebagai pusat pembelajaran, museum ini juga dapat menjadi destinasi wisata sejarah yang edukatif dan membanggakan.
Manfaat Pembangunan Museum Mini Pemekaran
1. Pelestarian Sejarah Lokal
Menjadi tempat penyimpanan dokumen, arsip, foto, dan cerita perjuangan yang berpotensi hilang jika tidak dihimpun secara sistematis.
2. Edukasi Generasi Muda
Menyediakan sarana pembelajaran sejarah lokal agar pelajar dan mahasiswa memahami jati diri dan perjuangan daerahnya.
3. Penghargaan kepada Tokoh Pejuang
Memberikan penghormatan yang layak kepada para tokoh pejuang pemekaran yang belum banyak dikenal atau diapresiasi secara resmi.
4. Meningkatkan Rasa Cinta Daerah
Mengenal sejarah perjuangan akan menumbuhkan kebanggaan dan tanggung jawab terhadap pembangunan daerah.
5. Potensi Wisata Edukatif
Menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik, khususnya saat momen peringatan pemekaran.
6. Sumber Dokumentasi Resmi
Menjadi referensi sejarah yang sahih untuk penelitian, penulisan buku, hingga pelaporan ke pemerintah pusat.
7. Pusat Kegiatan Sosial dan Budaya
Dapat difungsikan untuk diskusi sejarah, peluncuran buku, pemutaran film dokumenter, dan kegiatan budaya lainnya.
Konsep dan Strategi Perencanaan
Lokasi Ideal
Sekitar Kantor Bupati, taman kota, atau titik awal demonstrasi pemekaran.
Mudah dijangkau pelajar, masyarakat umum, dan wisatawan.
Konsep Ruangan
Zona Sejarah Pemekaran: Kronologi perjuangan, infografis, dan timeline.
Zona Tokoh Pejuang: Foto, kutipan, dan biografi tokoh-tokoh penting.
Zona Dokumentasi: Surat resmi, video dokumenter, berita koran lama.
Zona Artefak: Pakaian demo, spanduk, benda-benda bersejarah.
Zona Edukasi: Pojok baca, multimedia interaktif, diskusi pelajar.
Zona Refleksi: Dinding harapan dan pesan dari generasi muda.
Fitur Tambahan
Mini galeri foto dan video
QR Code interaktif untuk kisah tokoh
“Pojok Tokoh Lokal” yang berganti tiap bulan
Layanan tur sejarah oleh pelajar
Manajemen dan Operasional
Dikelola oleh Dinas Pariwisata atau Kebudayaan
Melibatkan komunitas lokal dan keluarga tokoh
Sumber dana dari APBD, CSR, dan hibah kebudayaan
Strategi Promosi
Kunjungan wajib bagi pelajar
Event rutin seperti “Hari Sejarah Pemekaran”
Kampanye digital dan media sosial
Seminar dan festival sejarah
Penutup
Seluruh gagasan ini hanya dapat terwujud apabila kita memiliki rasa syukur dan kepedulian terhadap keberadaan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Museum Mini Pemekaran bukan hanya soal bangunan, tetapi tentang menjaga ingatan kolektif dan mewariskannya kepada anak cucu kita kelak.
Selamat memperingati HUT Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ke-18.
Semoga Bolmut semakin maju, dan masyarakatnya semakin sejahtera.








