BOLMUT, TimeNUSANTARA – Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) ke-IX tingkat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) resmi ditutup oleh Wakil Bupati Mohammad Aditya Pontoh, di Pondok Pesantren Al-Khairaat Bintauna, Selasa (13/05/2025).
Dalam sambutannya, Wabup mengungkapkan rasa bangganya atas terselenggaranya STQH yang berjalan sukses dan penuh antusias. Ia memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta, dewan juri, serta panitia yang telah berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan ini.
“STQH bukan hanya soal kompetisi. Ini adalah panggung untuk membentuk generasi yang tumbuh bersama nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadits. Saya berharap para peserta, khususnya para juara, terus menanamkan semangat ini dan menjadi duta-duta Bolmut di level yang lebih tinggi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Suasana bahagiapun menyelimuti penyerahan trofi kepada para pemenang di masing-masing cabang lomba. Kecamatan Kaidipang keluar sebagai juara umum setelah mencatatkan prestasi membanggakan di sejumlah kategori. Kegiatan yang berlangsung selama beberapa hari ini bukan hanya menjadi ajang lomba, tetapi juga momen silaturahmi antar kafilah dari seluruh penjuru Bolmut mempererat persaudaraan dalam nuansa yang religius.
Namun ada satu momen yang mencuri perhatian warga dan meninggalkan kesan mendalam bukan di atas panggung, melainkan di antara mereka, di sebuah rumah sederhana milik salah satu warga.
Beberapa hari sebelum penutupan STQH, Wakil Bupati Aditya Pontoh terlihat duduk bersila bersama warga di ruang tamu rumah. Tidak ada mikrofon, tidak ada sorotan kamera. Hanya suara lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang mengalun lembut, dibaca bergantian oleh tuan rumah, warga sekitar, dan Wakil Bupati Aditya sendiri.
Dalam keheningan itu, terlihat jelas kesungguhan dan ketulusan sang Wakil Bupati. Ia bukan seorang ustaz, tidak pula mengaku alim. Namun dari raut wajahnya tergambar keyakinan yang kuat bahwa dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai pegangan hidup, jalan menuju kebaikan akan terbuka.
“Saya bukan orang yang paham agama secara mendalam. Tapi saya yakin, jika saya terus dekat dengan Al-Qur’an, Allah akan mudahkan segala urusan dan jauhkan dari hal-hal yang tercela,” ucapnya, usai membaca surat surah dalam Al-quraan.
Momen ini menjadi refleksi bahwa ajakan membumikan Al-Qur’an bukan sekadar seruan dari podium, tapi tindakan nyata yang berangkat dari hati.
Dengan berakhirnya STQH ke-IX ini, harapan besar tumbuh di tengah masyarakat, semoga lahir generasi muda yang tak hanya fasih membaca, tetapi juga mampu menghidupkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan Bolmut sebagai daerah yang tak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam iman dan akhlak.
Penulis: Fadlan Ibunu








